Senin, 04 Juni 2012

Media Politik dan Politik Media; Antara Independensi dan Sebuah Keniscayaan

Volume. 2, No. 3, Juni 2009 ISSN: 1979– 0899X

Media Politik dan Politik Media;
Antara Independensi dan Sebuah Keniscayaan
Oleh: Hendra Alfani
Abstract
In performing its functions, media can be seen in three perspectives. Those are economics, sociology and politics perspective. Economics perspective declares that media is an institution that can be put as instrument to gain profit. Media is a good for the owner. Second perspective which is sociology perspective declares that media is an institution that plays role as social agent.
Key words: Media, politic, independency
Pendahuluan
Media mempunyai peran yang sangat signifikan dalam membentuk pola pikir manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Media dijadikan sebagai salah satu referensi utama yang dapat mempengaruhi perilaku tiap individu. Sedangkan perspektif politik, menyatakan bahwa media merupakan institusi yang menyajikan informasi dengan membawa ideologi tertentu. Setiap pesan yang dikonstruksi media pastinya mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Dalam konteks yang lebih luas media diibaratkan sebagai pihak yang mampu menjadi oposan bagi pemerintah.
Sepuluh tahun sudah bangsa ini lepas dari jeratan orde baru. Dimulainya era reformasi menandai beralihnya iklim politik dari yang dulunya menganut otoritarianisme ke demokrasi. Satu dasawarsa tentu bukan waktu yang bisa dikatakan sebentar. Dalam rentang waktu tersebut bangsa ini telah berjuang. Berjuang untuk menciptakan iklim demokrasi. Dalam relasinya dengan media, tentunya kita semua berpikir, berada dalam posisi manakah media dalam mengawal perubahan ini? Apakah media sudah turut berkontribusi dalam membentuk iklim demokrasi yang sebenarnya?
Ada dua indikasi yang dapat menjawab itu semua yakni, independensi media dan terciptanya ruang publik (public sphere). Mengapa dua hal tersebut? Independensi selalu berkaitan erat dengan kebebasan pers, sedangkan ruang publik menjadi barometer sejauh mana partisipasi publik dalam ranah politik melalui media. Independensi bisa dikatakan momok bagi media masa kini. Sebagai institusi ekonomi, tidak dapat dipungkiri media menjadi alat bagi pemodal untuk meraih untuk yang maksimal. Ketika media ditempatkan sebagai barang dagangan, bisa jadi media lebih mengutamakan kepentingan profit daripada memenuhi hak-hak publik. Kepentingan publik bisa saja ditempatkan pada level subordinat yang tidak mendapatkan perhatian serius dari institusi media.
Selain itu, isu kepemilikan (ownership) merupakan masalah besar yang hingga kini masih belum terpecahkan. Sudah menjadi rahasia umum bila faktor kepemilikan dapat mewarnai konten yang ditampilkan oleh media massa. Di Indonesia saja misalnya, semua orang dapat menilai keberpihakan ANTV dalam merekonstruksi berita tentang lumpur Lapindo. Kepemilikan Aburizal Bakrie di ANTV membuat dewan redaksi mereka memilih

 Dosen Tetap Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNBARA


more in pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar